This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Friday, June 14, 2013

islam di amerika


Ini kisah nyata dari Amerika (US) sekitar tahun 2006. Pengalaman nyata seorang muslimah asal Asia yang mengenakan jilbab.

Suatu hari wanita ini berjalan pulang dari bekerja dan agak kemalaman . Suasana jalan setapak sepi . Ia melewati jalan pintas.

Di ujung jalan pintas itu, dia melihat ada sosok pria Kaukasian. Ia menyangka pria itu seorang warga Amerika . Tapi perasaan wanita ini agak was-was karena sekilas raut pria itu agak mencurigakan seolah ingin mengganggunya.

Dia berusaha tetap tenang dan membaca kalimah Allah. Kemudian dia lanjutkan dengan terus membaca Ayat Kursi berulang-ulang seraya sungguh-sungguh memohon perlindungan Allah swt. Meski tidak mempercepat langkahnya, ketika ia melintas di depan pria berkulit putih itu, ia tetap berdoa. Sekilas ia melirik ke arah pria itu. Orang itu asik dengan rokoknya, dan seolah tidak mempedulikannya.

Keesokan harinya , wanita itu melihat berita kriminal, seorang wanita melintas di jalan yang sama dengan jalan yang ia lintasi semalam. Dan wanita itu melaporkan pelecehan seksual yang dialaminya di lorong gelap itu. Karena begitu ketakutan, ia tidak melihat jelas pelaku yang katanya sudah berada di lorong itu ketika perempuan korban ini melintas jalan pintas tersebut.

Hati muslimah ini pun tergerak karena wanita tadi melintas jalan pintas itu hanya beberapa menit setelah ia melintas di sana. Dalam berita itu dikabarkan wanita itu tidak bisa mengidentifikasi pelaku dari kotak kaca, dari beberapa orang yang dicurigai polisi.

Muslimah ini pun memberanikan diri datang ke kantor polisi, dan memberitahukan bahwa rasanya ia bisa mengenali sosok pelaku pelecehan kepada wanita tersebut, karena ia menggunakan jalan yang sama sesaat sebelum wanita tadi melintas.

Melalui kamera rahasia, akhirnya muslimah ini pun bisa menunjuk salah seorang yang diduga sebagai pelaku. Iia yakin bahwa pelakunya adalah pria yang ada di lorong itu dan mengacuhkannya sambil terus merokok .

Melalui interogasi polisi akhirnya orang yang diyakini oleh muslimah tadi mengakui perbuatannyaa. Tergerak oleh rasa ingin tahu, muslimah ini menemui pelaku tadi dan didampingi oleh polisi.

Muslimah : “Apa Anda melihat saya? Saya juga melewati jalan itu beberapa menit sebelum wanita yang kauperkosa itu? Mengapa Anda hanya menggangunya tapi tidak mengganggu saya? Mengapa Anda tidak berbuat apa-apa padahal waktu itu saya sendirian?”

Penjahat : “Tentu saja saya melihatmu malam tadi. Anda berada di sana malam tadi beberapa menit sebelum wanita itu. Saya tidak berani mengganggu Anda. Aku melihat ada dua orang besar di belakang Anda pada waktu itu. Satu di sisi kiri dan satu di sisi kanan Anda.”

Muslimah itu tidak bisa melanjutkan kata-katanya. Hatinya penuh syukur dan terus mengucap syukur. Dengkulnya bergetar mendengar penjelasan pelaku kejahatan itu, ia langsung menyudahi interview itu dan minta diantar keluar dari ruang itu oleh polisi.

***

Semua surat dalam al-Qur’an adalah surat yang agung dan mulia. Demikian juga seluruh ayat yang dikandungnya. Namun, Allah Subhanahu wa ta’ala dengan kehendak dan kebijaksanaanNya menjadikan sebagian surat dan ayat lebih agung dari sebagian yang lain.

Syaikh Umar Sulaiman Al Asyqar berkata, ”Yang paling baik digunakan untuk melawan jin yang masuk ke dalam tubuh manusia adalah dzikrullah (dzikir kepada Allah) dan bacaan Al Qur`an. Dan yang paling besar dari itu ialah bacaan ayat kursi, karena sesungguhnya orang yang membacanya akan selalu dijaga oleh penjaga dari Allah, dan ia tidak akan didekati oleh setan sampai Subuh, sebagaimana telah shahih hadits tentang itu”. 

[Alamul Jin Wasy Syayathin, hlm. 180, karya Syaikh Umar Sulaiman Al Asyqar, Penerbit Darun Nafais].

satpam berusaha


Fauzi Saleh, contoh seorang pengusaha sukses sekaligus dermawan. Ini berkat kompak dengan karyawannya. Derai tawa dan langgam bicaranya khas betawi. Itulah gaya H. Fauzi Saleh dalam meladeni tamunya.
Pengusaha perumahan mewah Pesona Depok dan Pesona Khayangan yang hanya lulusan SMP tersebut memang lahir dan dibesarkan di kawasan Tanah Abang, Jakarta. Setamat dari SMP pada tahun 1966, beliau telah merasakan kerasnya kehidupan di ibukota.
Saat itu Fauzi terpaksa bekerja sebagai pencuci mobil di sebuah bengkel dengan gaji Rp 700 per minggu. Bahkan delapan tahun silam, dia masih dikenal sebagai penjaga gudang di sebuah perusahaan. Tapi, kehidupan ibarat roda yang berputar.
>
Sekarang posisi ayah 6 anak yang berusia 45 tahun ini sedang berada diatas. Pada hari ulang tahunnya itu, pria bertubuh kecil ini memberikan 50 unit mobil kepada 50 dari sekitar 100 karyawan tetapnya. Selain itu para karyawan tetap dan sekitar 2.000 buruh mendapat bonus sebulan gaji. Total Dalam setahun, karyawan dan buruhnya mendapat 22 kali gaji sebagai tambahan, 3 bulan gaji saat Idul Fitri, 2 bulan gaji saat bulan Ramadhan dan Hari Raya Haji, dan 1 bulan gaji saat 17 Agustus, tahun baru dan hari ulang tahun Fauzi. Selain itu, setiap karyawan dan buruh mendapat Rp 5.000 saat selesai shalat Jumat dari masjid miliknya di kompleks perumahan Pesona Depok. 
Sikap dermawan ini tampaknya tak lepas dari pandangan Fauzi, yang menilai orang-orang yang bekerja padanya sebagai kekasih. “Karena mereka bekerjalah saya mendapat rezeki.”, katanya. Manajemen kasih sayang yang diterapkan Fauzi ternyata ampuh untuk
memajukan perusahaan. Seluruh karyawan bekerja bahu-membahu. “Mereka seperti bekerja di perusahaan sendiri.” Katanya.
Prinsip manajemen “Bismillah” itu telah dilakukan ketika mulai berusaha pada tahun 1989 silam, yaitu setelah dia berhenti bekerja sebagai petugas keamanan. Berbekal uang simpanan dari hasil ngobyek sebagai tukang taman,sebesar 30 juta, beliau kemudian membeli tanah 6 x 15 meter sekaligus membangun rumah di jalan jatipadang, jakarta selatan.
Untuk menyiapkan rumah itu secara utuh diperlukan tambahan dana sebesar 10 juta. Meski demikian, Fauzi tidak berputus asa. Setiap malam jumat, Fauzi dan pekerjanya sebanyak 12 orang, selalu melakukan wirid Yasiin, zikir dan memanjatkan doa agar usaha yang sedang mereka rintis bisa berhasil. Mungkin karena usaha itu dimulai dengan sikap pasrah, rumah itupun siap juga. Nasib baik memihak Fauzi. Rumah yang beliau bangun itu laku Rp 51 juta. Uang hasil penjualan itu selanjutnya digunakan untuk membeli tanah,
membangun rumah, dan menjual kembali. Begitu seterusnya, hingga pada 1992 usaha Fauzi membesar. Tahun itu, lewat PT. Pedoman Tata Bangun yang beliau dirikan, Fauzi mulai membangun 470 unit rumah mewah Pesona Depok 1 dan dilanjutkan dengan 360 unit rumah pesona Depok 2. Selanjutnya dibangun pula Pesona Khayangan yang juga di Depok. Kini telah dibangun Pesona Khayangan 1 sebanyak 500 unit rumah dan pesona khayangan 2 sebanyak 1100 unit rumah. Sedangkan pesona khayangan 3 dan 4 masih dalam tahap pematangan tanah.
Harga rumah group pesona milik Fauzi tersebut antara 200 juta hingga 600 juta per unit. Yang menarik tradisi pengajian setiap malam jumat yang dilakukannya sejak awal, tidak ditinggalkan. Sekali dalam sebulan, dia menggelar pengajian akbar yang disebut dengan pesona dzikir yang dihadiri seluruh buruh, keluarga dan kerabat di komplek pesona khayangan pertengahan september lalu, ada sekitar 4.000 orang yang hadir. Setiap orang yang hadir mendapatkan sarung dan 3 stel gamis untuk shalat. Setelah itu, ketika
beranjak pulang, setiap orang tanpa kecuali, diberi nasi kotak dan uang Rp 10.000. tidak mengherankan, suasana berlangsung sangat akrab. Mereka saling bersalaman dan berpelukan. Tidak ada perbedaan antara bawahan dan atasan. Menurut Fauzi, beliau sendiri tidak pernah membayangkan akan menjadi seperti ini.
“Ini semua dari Alloh. Saya tidak ada apa2nya.” Kata pria yang sehari-hari berpenampilan sederhana ini. Karena menyadari bahwa semua harta itu pemberian Alloh, Fauzi tidak lupa mengembalikannya dalam bentuk infak dan shadaqoh kepada yang membutuhkan. Tercatat, beberapa masjid telah dia bangun dan sejumlah kaum dhuafa dan janda telah disantuninya. Usaha yang dijalankannya tersebut, menurut Fauzi ibarat menanam padi. “Dengan bertanam padi, rumput dan ilalang akan tumbuh. Ini berbeda kalau kita bertanam rumput, padi tidak akan tumbuh”. Kata Fauzi.
Artinya, Fauzi tidak menginginkan hasil usaha untuk dirinya sendiri. “Saya hanya mengambil, sekedarnya, selebihnya digunakan untuk kesejahteraan karyawan dan sosial.” Katanya.
Sekitar 60 % keuntungan digunakan untuk kegiatan sosial, sedangkan selebihnya dipakai sebagai modal usaha. Sejak empat tahun lalu, ada Rp 70 milyar yang digunakan untuk kegiatan sosial. 
“Jadi, keuntungan perusahaan ini adalah nol.” Kata Fauzi. ” Jika setiap bangun pagi , kita bisa mensyukuri dengan tulus apa yang
telah kita miliki hari ini, niscaya sepanjang hari kita bisa menikmati hidup ini dengan bahagia”
sumber  
http://arifperdana.wordpress.com/2007/10/28/kisah-sukses-mantan-seorang-petugas-keamanan/

pengemis menjadi pengusaha


Kisah Sukses Pengemis Jadi Pengusaha Besar - Ada cerita sukses seorang pengemis yang menjadi pengusaha. Cerita ini saya ambil dari blogsangpemenang.blogspot.com ketika sedang blog walking mencari inspirasi. Entah benar atau tidaknya saya juga belum tahu pasti namun keberadaan misterius pengemis dan pengusaha tersebut saya kira sengaja dirahasiakan oleh penulisnya.

Tanggal 19 januari 2001, Di sebuah kota besar yang berada di planet ke tiga Galaksi MilkyWay. Pada sore hari ketika banyak orang pulang kerja. Ada satu orang pengusaha menaiki mobil BMW serta terlihat sedang terburu-buru. Dia turun dan menuju ATM terdekat untuk mengambil sejumlah uang. (Yang pasti uangnya dalam jumlah BESAR.)

Di depan ATM itu ada seorang yang sedang duduk-duduk dilantai. Pakainnya kumuh, berlubang dan seperti tidak pernah dicuci. Sorot matanya menunjukkan seseorang yang tidak mempunyai harapan. Didepannya ada sebuah gelas berisi uang. Jika anda sedang berpikir dia adalah seorang pengemis.
Anda 100% benar.
Tapi si pengusaha dengan cueknya melangkah melewati si pengemis dan masuk ke dalam ruang ATM. Ternyata di dalam pengusaha itu tidak ingin mengambil uang, dia hanya sekedar ingin mentransfer uang.

Yang pasti transfernya dalam jumlah BESAR.

Ketika dia hendak keluar. Entah perasaan darimana si pengusaha menjadi iba kepada pengemis. WOW! dia mengambil dompet dari sakunya. Setelah melihat dari pojok kiri ke pojok kanan sisi dompet. Dia akhirnya berhasil menemukan uang dengan nominal paling kecil!

"Seribu Rupiah dia berikan kepada si pengemis."

Terima Kasih tuan, Kata si pengemis dengan bibir tersenyum senang. Sampai senangnya dia mengambil uang seribuan itu dari gelas dan memegangnya dengan kuat. Hmmmmm… mungkin ini adalah pendapatan terbesarnya hari itu.

Exspresi dari pengusaha itu hanya tersenyum kecut. Tidak lebih dari itu! kemudian dia mulai meninggalkan si pengemis menuju mobil mewahnya. Lalu… entah kenapa! ketika dia ingin memasuki mobil… dia seperti tidak rela memberi uang dengan cuma-cuma kepada pengemis tadi.

Dasar Kikir! Dia berlari kembali menuju ke pengemis. Ketika ingin mengambil uang seribuan miliknya. Dia tertahan! atau tidak bisa karena uangnya masih digenggam oleh si pengemis.

"Akhirnya tanpa pikir panjang!"

Si Pengusaha mengambil gelas pengemis yang mungkin adalah harta satu-satunya. Dengan enteng dan terlihat seperti mengejek. Si pengusaha kikir itu berkata:

Kamu juga pengusaha bukan?

Kemudian pengusaha berlari kembali ke mobilnya. Dan si pengemis hanya bisa melongo. Walau samar-samar terlihat ada air yang keluar dari matanya.

Hmmmmm…

Bersamaan dengan itu terlihat langit sudah berwarna merah. Mataharipun mulai terbenam.

8 tahun kemudian….

Tepatnya tanggal 2 juli 2009. Di sebuah gedung mewah yang terdapat di kota besar di planet bumi. Si pengusaha sedang berada di kantornya. Melamun! bahkan terlihat seperti orang stres.

Tentu saja dia stres! Gara-gara krisis ekonomi global, bisnisnya hampir bangkrut! tinggal menunggu hari saja dia akan menjadi miskin. Suatu hal yang tidak pernah dia rasakan seumur hidup. Belum lagi tanggungan hutang yang tidak bisa dia bayar.

Bukan hanya jatuh miskin, mungkin dia akan masuk penjara karena tidak bisa melunasi hutangnya.

Tiba-tiba!

Telepon berdering. Ternyata itu dari sekertarisnya. “Pak ada orang yang mau bertemu dengan bapak”.

Sebenarnya pengusaha itu sedang malas menemui siapa-siapa. Apalagi orang yang tidak dikenalnya. Namun dia putuskan untuk menemui si tamu misterius ini.

Tamu misterius itu pun masuk. Lalu diikuti dengan basa-basi singkat seperti perkenalan nama dsb. Lalu pengusaha pun menanyakan maksud kedatangan si tamu.

ALANGKAH KAGETNYA !

Tamu misterius itu mau menginvestasikan uang dalam jumlah besar dalam perusahaannya. Bahkan jumlah uang itu juga sanggup melunasi hutang perusahaan. Pengusaha itu hanya melongo tidak percaya.

Tapi sebelum si pengusaha berhenti dari kegiatan melongonya. Si tamu misterius itu berkata :

"Mungkin bapak sudah lupa terhadap saya. Dulu saya adalah pengemis yang sering mangkal di depan ATM. Gara-gara bapak dulu ngomong kayak gini Kamu juga pengusaha bukan? Saya waktu itu benar-benar terharu. Anda tidak menganggap saya sebagai pengemis seperti orang lain, melainkan penjual yang sedang menjual barang. Waktu itu juga saya berhenti mengemis. Lalu merintis usaha saya sendiri. Dan bisa bapak lihat akhirnya saya BERHASIL".

AL Qur'an menjawab Hati Bersedih


Kamu sedang bersedih? merasa banyak masalah dan ujian? wah, kamu ga sendiri sob. Banyak yang berfikir seperti itu. Sebagian besar bilang : Ah, itu mah biasa, wajar sebagai manusia kita merasa jenuh, aga berat, dsb. Tapi benarkah begitu? Atau patutkah kita seperti itu? hey, sobat..bangun!! berwudhu, dan baca kitab penunjuk jalan yang terjaga keasliannya sampai hari akhir…Apapun pertanyaan kalian, pasti ada jawabannya dalam Al-Qur’an…terutama saat sedih, seperti di bawah ini..
Manusia Bertanya : Kenapa aku diuji?
Qur’an Menjawab : “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman, sedang mereka tidak diuji lagi?” (Lihat QS.Al-Ankabuut : 2).
“Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta”. (Lihat juga QS.Al-Ankabuut : 3)
Manusia Bertanya : Kenapa aku tidak diuji saja dengan hal-hal yang baik?
Qur’an Menjawab : “…boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”. (Lihat QS.Al-Baqarah : 216)
Manusia Bertanya : Kenapa aku diberi ujian seberat ini?
Qur’an Menjawab : “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya……….” (Lihat QS.Al-Baqarah : 286)

Manusia Bertanya : Bolehkah aku frustrasi ?
Qur’an Menjawab : “Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman”. (Lihat QS.Ali Imraan : 139)
Manusia Bertanya : Bolehkah aku berputus asa ?
Qur’an Menjawab : “…dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir”. (Lihat QS.Yusuf : 87)
Manusia Bertanya : Bagaimana cara menghadapi ujian hidup ini?
Qur’an Menjawab : “Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu beruntung”. (Lihat QS.Ali Imraan : 200)
“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’”. (Lihat QS.Al-Baqarah : 45)
Manusia Bertanya : Bagaimana menguatkan hatiku?
Qur’an Menjawab : “….Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Ilah selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal…….” (Lihat QS.At-Taubah : 129)
Manusia Bertanya : Apa yang kudapat dari semua ujian ini?
Qur’an Menjawab : “Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu’min, diri dan harta mereka dengan surga – Nya……….” (Lihat QS.At-Taubah : 111)
Subhanalloh,
istiqomah, sobat..
Innalloha ma ana ^^

MOM


Sewaktu masih kecil, aku sering merasa dijadikan pembantu olehnya.Ia selalu menyuruhku mengerjakan tugas-tugas seperti menyapu lantai dan mengepelnya setiap pagi dan sore. Setiap hari, aku ‘dipaksa’ membantunya memasak di pagi buta sebelum ayah dan adik-adikku bangun. Bahkan sepulang sekolah, ia tak mengizinkanku bermain sebelum semua pekerjaan rumah dibereskan. Sehabis makan, aku pun harus mencucinya sendiri juga piring bekas masak dan makan yang lain. Tidak jarang aku merasa kesal dengan semua beban yang diberikannya hingga setiap kali mengerjakannya aku selalu bersungut-sungut.
Kini, setelah dewasa aku mengerti kenapa dulu ia melakukan itu semua. Karena aku juga akan menjadi seorang istri dari suamiku, ibu dari anak-anakku yang tidak akan pernah lepas dari semua pekerjaan masa kecilku dulu. Terima kasih ibu, karena engkau aku menjadi istri yang baik dari suamiku dan ibu yang dibanggakan oleh anak-anakku.
Saat pertama kali aku masuk sekolah di Taman Kanak-Kanak, ia yang mengantarku hingga masuk ke dalam kelas. Dengan sabar pula ia menunggu. Sesekali kulihat dari jendela kelas, ia masih duduk di seberang sana. Aku tak peduli dengan setumpuk pekerjaannya di rumah, dengan rasa kantuk yang menderanya, atau terik, atau hujan. Juga rasa jenuh dan bosannya menunggu. Yang penting aku senang ia menungguiku sampai bel berbunyi.
Kini, setelah aku besar, aku malah sering meninggalkannya, bermain bersama teman-teman, bepergian. Tak pernah aku menungguinya ketika ia sakit, ketika ia membutuhkan pertolonganku disaat tubuhnya melemah. Saat aku menjadi orang dewasa, aku meninggalkannya karena tuntutan rumah tangga.
Di usiaku yang menanjak remaja, aku sering merasa malu berjalan bersamanya. Pakaian dan dandanannya yang kuanggap kuno jelas tak serasi dengan penampilanku yang trendi. Bahkan seringkali aku sengaja mendahuluinya berjalan satu-dua meter didepannya agar orang tak menyangka aku sedang bersamanya.
Padahal menurut cerita orang, sejak aku kecil ibu memang tak pernah memikirkan penampilannya, ia tak pernah membeli pakaian baru, apalagi perhiasan. Ia sisihkan semua untuk membelikanku pakaian yang bagus-bagus agar aku terlihat cantik, ia pakaikan juga perhiasan di tubuhku dari sisa uang belanja bulanannya. Padahal juga aku tahu, ia yang dengan penuh kesabaran, kelembutan dan kasih sayang mengajariku berjalan. Ia mengangkat tubuhku ketika aku terjatuh, membasuh luka di kaki dan mendekapku erat-erat saat aku menangis.
Selepas SMA, ketika aku mulai memasuki dunia baruku di perguruan tinggi. Aku semakin merasa jauh berbeda dengannya. Aku yang pintar, cerdas dan berwawasan seringkali menganggap ibu sebagai orang bodoh, tak berwawasan hingga tak mengerti apa-apa. Hingga kemudian komunikasi yang berlangsung antara aku dengannya hanya sebatas permintaan uang kuliah dan segala tuntutan keperluan kampus lainnya.
Usai wisuda sarjana, baru aku mengerti, ibu yang kuanggap bodoh, tak berwawasan dan tak mengerti apa-apa itu telah melahirkan anak cerdas yang mampu meraih gelar sarjananya. Meski Ibu bukan orang berpendidikan, tapi do’a di setiap sujudnya, pengorbanan dan cintanya jauh melebihi apa yang sudah kuraih. Tanpamu Ibu, aku tak akan pernah menjadi aku yang sekarang.
Pada hari pernikahanku, ia menggandengku menuju pelaminan. Ia tunjukkan bagaimana meneguhkan hati, memantapkan langkah menuju dunia baru itu. Sesaat kupandang senyumnya begitu menyejukkan, jauh lebih indah dari keindahan senyum suamiku. Usai akad nikah, ia langsung menciumku saat aku bersimpuh di kakinya. Saat itulah aku menyadari, ia juga yang pertama kali memberikan kecupan hangatnya ketika aku terlahir ke dunia ini.
Kini setelah aku sibuk dengan urusan rumah tanggaku, aku tak pernah lagi menjenguknya atau menanyai kabarnya. Aku sangat ingin menjadi istri yang baik dan taat kepada suamiku hingga tak jarang aku membunuh kerinduanku pada Ibu. Sungguh, kini setelah aku mempunyai anak, aku baru tahu bahwa segala kiriman uangku setiap bulannya tak lebih berarti dibanding kehadiranku untukmu. Aku akan datang dan menciummu Ibu, meski tak sehangat cinta dan kasihmu kepadaku.

Keseimbangan Hidup


Dikisahkan, suatu hari ada seorang anak muda yang tengah menanjak karirnya tapi merasa hidupnya tidak bahagia. Istrinya sering mengomel karena merasa keluarga tidak lagi mendapat waktu dan perhatian yang cukup dari si suami. Orang tua dan keluarga besar, bahkan menganggapnya sombong dan tidak lagi peduli kepada keluarga besar. Tuntutan pekerjaan membuatnya kehilangan waktu untuk keluarga, teman-teman lama, bahkan saat merenung bagi dirinya sendiri.
Hingga suatu hari, karena ada masalah, si pemuda harus mendatangi salah seorang petinggi perusahaan di rumahnya. Setibanya di sana, dia sempat terpukau saat melewati taman yang tertata rapi dan begitu indah.

"Hai anak muda. Tunggulah di dalam. Masih ada beberapa hal yang harus Bapak selesaikan," seru tuan rumah. Bukannya masuk, si pemuda menghampiri dan bertanya, "Maaf, Pak. Bagaimana Bapak bisa merawat taman yang begitu indah sambil tetap bekerja dan bisa membuat keputusan-keputusan hebat di perusahaan kita?"

Tanpa mengalihkan perhatian dari pekerjaan yang sedang dikerjakan, si bapak menjawab ramah, "Anak muda, mau lihat keindahan yang lain? Kamu boleh kelilingi rumah ini. Tetapi, sambil berkeliling, bawalah mangkok susu ini. Jangan tumpah ya. Setelah itu kembalilah kemari".

Dengan sedikit heran, namun senang hati, diikutinya perintah itu. Tak lama kemudian, dia kembali dengan lega karena mangkok susu tidak tumpah sedikit pun. Si bapak bertanya, "Anak muda. Kamu sudah lihat koleksi batu-batuanku? Atau bertemu dengan burung kesayanganku?"

Sambil tersipu malu, si pemuda menjawab, "Maaf Pak, saya belum melihat apa pun karena konsentrasi saya pada mangkok susu ini. Baiklah, saya akan pergi melihatnya."

Saat kembali lagi dari mengelilingi rumah, dengan nada gembira dan kagum dia berkata, "Rumah Bapak sungguh indah sekali, asri, dan nyaman." tanpa diminta, dia menceritakan apa saja yang telah dilihatnya. Si Bapak mendengar sambil tersenyum puas sambil mata tuanya melirik susu di dalam mangkok yang hampir habis.
Menyadari lirikan si bapak ke arah mangkoknya, si pemuda berkata, "Maaf Pak, keasyikan menikmati indahnya rumah Bapak, susunya tumpah semua".

"Hahaha! Anak muda. Apa yang kita pelajari hari ini? Jika susu di mangkok itu utuh, maka rumahku yang indah tidak tampak olehmu. Jika rumahku terlihat indah di matamu, maka susunya tumpah semua. Sama seperti itulah kehidupan, harus seimbang. Seimbang menjaga agar susu tidak tumpah sekaligus rumah ini juga indah di matamu. Seimbang membagi waktu untuk pekerjaan dan keluarga. Semua kembali ke kita, bagaimana membagi dan memanfaatkannya. Jika kita mampu menyeimbangkan dengan bijak, maka pasti kehidupan kita akan harmonis".

Seketika itu si pemuda tersenyum gembira, "Terima kasih, Pak. Tidak diduga saya telah menemukan jawaban kegelisahan saya selama ini. Sekarang saya tahu, kenapa orang-orang menjuluki Bapak sebagai orang yang bijak dan baik hati".

==============================================

Dapat membuat kehidupan seimbang tentu akan mendatangkan keharmonisan dan kebahagiaan. Namun bisa membuat kehidupan menjadi seimbang, itulah yang tidak mudah.

Saya kira, kita membutuhkan proses pematangan pikiran dan mental. Butuh pengorbanan, perjuangan, dan pembelajaran terus menerus. Dan yang pasti, untuk menjaga supaya tetap bisa hidup seimbang dan harmonis, ini bukan urusan 1 atau 2 bulan, bukan masalah 5 tahun atau 10 tahun, tetapi kita butuh selama hidup. Selamat berjuang!
Sumber : andriewongso.com

Lalai shalat



Kisah berikut merupakan kisah nyata dari seorang narasumber. Yuk langsung disimak kisahnya. Kejadian ini terjadi saat saya pergi rekreasi bersama tiga teman kampus. Saat berangkat, saya tidak merasakan firasat apapun. Bahkan di perjalanan kami pun tak mengalami suatu hambatan sama sekali. Ketika sampai di tempat tujuan juga tidak terlalu antri panjang, sehingga kami dapat masuk ke tempat rekreasi dengan cepat dan mudah. Untungnya lagi pada saat kami datang ke tempat rekreasi tersebut, pas ada diskon 50%, dan alhamdulilah, kami masuk dalam kondisi nyaman, mungkin karena kami datangnya masih terlalu pagi. Dan kamipun sempat berfoto bersama dengan badut sebelum masuk ke arena permainan.

Setelah pintu dibuka, orang-orang pun mulai masuk ke dalam dan menikmati berbagai wahana permainan. Semua tampak begitu ceria sampai tak terasa pagi sudah berganti malam. Suara adzan maghrib pun samar-samar terdengar. Beberapa permainan sebagian mulai tutup karena hujan. Kamipun berhenti bermain dan bersiap pulang.

Sampai di rumah, tak lama setelah aku sampai, bapakku juga pulang dari arisan dan menanyakan keadaanku. Bapakku menanyakan kamera digital yang tadi aku bawa untuk foto-foto di sana. Saya pun mencari di tas yang tadi saya bawa. Tapi, betapa paniknya ketika saya dan bapak mencarinya, kami tak menemukan apa-apa. Saya mulai panik menelpon teman saya yang tadi ikut ke sana, karena mungkin terbawa olehnya. Perasaan saya tambah panik ketika teman saya menjawab bahwa mereka tak membawanya. Dalam kondisi panik, saya teringat, bahwa ini mungkin teguran dari Allah SWT karena saya tadi melalaikan shalat. Saya bersenang-senang seharian sampai lupa kepada-NYA. Saya pun beristighfar dan memohon ampun kepada Allah. Karena ini merupakan jeweran yang cukup lumayan bagi saya. Saya seperti orang yang tidak bersyukur kepada-NYA. Ya Allah, ampuni kami....

Demikianlah kisahnya, semoga bisa menginspirasi kita semua, bahwa sebagai umat muslim, kita tidak boleh sekali-kali melalaikan sholat 5 waktu dalam keadaan apapun, terlebih ketika kita lagi bersenang-senang.

Sumber : http://erwindsyachrudhinn.files.wordpress.com

Anak Penghafal Al'Quran


Dua buku menarik dan sangat inspiratif yang saat ini saya baca adalahBocah yang Mengislamkan Ribuan Orang dan 10 Bersaudara Bintang Al-Qur’an. Buku pertama ditulis oleh Mujahidin Nur, sedang buku kedua ditulis oleh Izzatul Jannah – Irfan Hidayatullah.
Buku pertama, Bocah yang Mengislamkan Ribuan Orang ini mengisahkan tentang anak bernama Syarifuddin Khalifah yang terlahir dari keluarga Kristen Khatolik ternyata mampu menghafal Al-Qur’an di usia 1,5 tahun. Allah swt memperlihatkan keajaiban bocah Arusha, kota kecil di utara Tanzania, Afrika.
Kompasieaners, bahwa dikisahkan, penduduk di Arusha yang hanya berjumlah 1.2 juta orang, dimana mayoritas penduduk beragama Kristen, baik Kristen Anglikan dan Kristen Katolik, lahir anak yang di usia 4 bulan sudah mampu membaca ayat suci Al-Qur’an. Anak pasangan Francis dan Domisia ini pun semakin membuat kehebohan ketika di usianya yang masih beberapa hari, menolak untuk dibaptis di Kingori Baptis Church.
Mama usinibibaptize, naamini kwa Allah na jumba wake Muhammad saw!”
Begitulah Syarifuddin kecil mengucapkan pada kedua orangtuanya dalam bahasa Arusha. “Ibu, tolong jangan baptis saya, saya adalah orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya Muhammad SAW.” Jauh setelah acara pembaptisan yang gagal, Allah swt makin memperlihatkan kebenaran ajaran-Nya dengan memperlihatkan kemampuan Syarifuddin menghafal al-Qur’an maupun sholat lima waktu tanpa ada yang mengajarkan maupun mencontohkan.
Melihat keajaiban demi keajaiban, Francis dan Domisa akhirnya mengucapkan dua kalimat syahadat. Mereka resmi masuk Islam dengan disaksikan oleh Ustaz Ismael. Penduduk yang sebelumnya mayoritas beragama Kristen pun mulai percaya kebenaran dari Allah swt dan mereka ramai-ramai masuk Islam. Tak heran, kini ribuan orang telah diislamkan oleh Syarifuddin.
Kompasianers, suatu ketika Syarifuddin –yang sudah digelari Syekh- datang ke Ethiopia. Ribuan orang hadir di stadion Ethiopia. Tak cuma kaum muslimin, justru yang hadir mayoritas umat Kristiani. Harap maklum, anak yang terlahir dari keluarga non-muslim memiliki magnet yang begitu kuat di kalangan Kristiani. Mereka yang tidak percaya maupun setengah percaya ingin melihat langsung sosok Syarifuddin.
Bahkan, mereka yang tidak percaya sempat mengatakan pada Syekh, “Are you Jesus?” Kemudian dengan tenang Syakh Syarifuddin menjawab, “No…I’m not Jesus, I’m created by God. The same God who created Jesus.” (hal 109).  Di stadion Ethiopia itu pula, bocah ini membimbing umat Kristiani untuk mengucapkan dua kalimat syahadat: Asyhadu an-laa ilaaha illallaah. Wa asyhadu anna Muhammadan rasuulullaah. Subhanallah!
Buku kedua 10 Bersaudara Bintang Al-Qur’an memang sudah lama. Buku ini diterbitkan Sygma Publishing, Bandung pada 2010, namun masih sangat update dan direkomendasikan menjadi salah satu buku koleksi Anda. Buku kedua ini mengisahkan sebuah keluarga muslim di Indonesia yang mampu menjadikan 10 orang buah hati mereka sebagai anak-anak yang shalih, hafal Al-Qur’an dan berprestasi. Mereka adalah keluarga pasangan suami istri Mutammimul Ula dan Wirianingsih beserta 10 putra-putri mereka.
Kompasianers, Mutammimul Ula (Kang Tamim) adalah anggota DPR RI dari fraksi PKS, sedangkan Wirianingsih (Mbak Wiwi) adalah Staf Departemen Kaderisasi DPP PKS sekaligus Ketua Aliansi Selamatkan Anak (ASA) Indonesia dan Ketua Umum PP Salimah (Persaudaraan Muslimah) yang cabangnya sudah tersebar di 29 propinsi dan lebih dari 400 daerah di Indonesia. Meski kedua orang ini sibuk, namun mereka berhasil mencetak 10 anak yang mampu hafal Al-Qur’an.
Anak pertama, Afzalurahman Assalam, sudah hafal Al-Qur’an sejak usia 13 tahun. Lulusan Teknik Geofisika ITB ini sempat  Juara I MTQ Putra Pelajar SMU se-Solo. Lalu anak kedua, Faris Jihady Hanifah, telah hafal Al-Qur’an di usia 10 tahun dengan predikat mumtaz (sempurna cara membacanya). Mahasiswi Fakultas Syariat LIPIA ini sempat meraih juara I lomba tahfiz Al-Qur’an yang diselenggarakan oleh kerajaan Saudi di Jakarta tahun 2003. Bukan cuma itu, di bidang akademik ia pun menjadi juara olimpiade IPS tingkat SMA yang diselenggarakan Universitas Negeri Jakarta (UNJ) pada 2004.
Anak ketiga, Maryam Qonitat, hafal Al-Qur’an sejak usia 16 tahun. Mahasiswa Fakultas Ushuluddin Universitas Al-Azhar Kairo ini adalah pelajar teladan dan lulusan terbaik Pesantren Husnul Khatimah 2006. Kemudian anak keempat, Scientia Afifah Taibah, telah hafal 29 juz sejak SMA. Mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI) ini sempat menjadi pelajar teladan dan saat SMA memperoleh juara III lomba Murottal Al-Qur’an tingkat SMA se-Jakarta Selatan.
Anak Kelima, Ahmad Rasikh ‘Ilmi, telah hafal lebih dari 15 juz Al-Qur’an. Ia lulusan terbaik SMPIT Al-Kahfi, juara I Kompetisi English Club Al-Kahfi dan menjadi musyrif bahasa Arab MA Husnul Khatimah. Ismail Ghulam Halim, putra keenam, telah hafal lebih dari13 juz Al-Qur’an. Ia lulusan terbaik SMPIT Al-Kahfi, juara lomba pidato bahasa Arab SMP se-Jawa Barat, serta santri teladan, santri favorit, juara umum dan tahfiz terbaik tiga tahun berturut-turut di SMPIT Al-Kahfi.
Anak Ketujuh, Yusuf Zaim Hakim, telah hafal lebih dari 9 juz Al-Qur’an. Bukan cuma jago hafal al-Qur’an, prestasi akademiknya pun luar biasa. Ia sempat duduk di peringkat I di SDIT, peringkat I SMP, juara harapan I Olimpiade Fisika tingkat Kabupaten Bogor, dan finalis Kompetisi tingkat Kabupaten Bogor. Muhammad Syaihul Basyir, putra kedelapan, sudah hafal Al-Qur’an 30 juz pada saat kelas 6 SD.Hadi Sabila Rosyad, putra kesembilan,  sudah hafal lebih dari 2 juz Al-Qur’an dan terakhir Himmaty Muyassarah,
putri kesepuluh, juga sudah hafal lebih dari 2 juz Al-Qur’an.
Kompasianers, apa tips yang dilakukan oleh Kang Tamim dan Mbak Wiwi sehingga mampu mencetak putra-putrinya hafal al-Qur’an?
1. Kuncinya adalah keseimbangan proses. Meski berdua sibuk, mereka telah menetapkan pola hubungan keluarga yang saling bertanggungjawab dan konsisten satu sama lain.
2. menyingkirkan televisi dari rumah.
3. Tidak memasang gambar-gambar selain kaligrafi.
4. Tidak membunyikan musik-musik yang melalaikan.
5. Selesai salat Subuh dan Maghrib adalah waktu khusus untuk Al-Quran yang tidak boleh dilanggar dalam keluarga ini.
6. Sewaktu anak masih balita, orangtua konsisten membaca Al-Quran di dekat mereka dan mengajarkannya.
7.     Mengkomunikasikan tujuan kenapa harus hafal al-Qur’an. Awalnya tidak masalah memberikan hadiah.
8. Perlu diedukasi pada anak, urgentitas menjadi hafiz Al-Quran, selain keutamaan di dunia dan keutamaan akhirat.
Kompasianers, semoga dua kisah di atas, yakni kisah Syarifuddin dari Afrika dan 10 Bersaudara yang hafal al-Qur’an menjadi inspirasi kita bersama. Insya Allah, kelak kita sebagai orangtua muslim harus jauh bersemangat untuk mencetak generasi-generasi Qur’an, ketimbang mendahulukan mengikuti les ini-itu. Sebab, mayoritas mereka yang hafal al-Qur’an, secara akademis memiliki nilai luar biasa.

Gendong aku sampai ajalku tiba


Buat sobat yang sedang online, baik pria maupun Wanita. Mari coba kita baca, renungkan dan resapi tulisan di bawah ini.

Suatu malam ketika aku kembali ke rumah, istriku menghidangkan makan malam untukku. Sambil memegang tangannya aku berkata, "Saya ingin mengatakan sesuatu kepadamu." Istriku lalu duduk di samping sambil menemaniku menikmati makan malam dengan tenang. Tiba-tiba aku tidak tahu harus memulai percakapan dari mana. Kata-kata rasanya berat keluar dari mulutku.

Aku ingin sebuah perceraian di antara kami, karena itu aku beranikan diriku. Nampaknya dia tidak terganggu sama sekali dengan pembicaraanku, dia malah balik bertanya kepadaku dengan tenang, "Mengapa?" Aku menolak menjawabnya, ini membuatnya sungguh marah kepadaku. Malam itu kami tidak saling bertegur sapa. Dia terus menangis dan menangis. Aku tahu bahwa dia ingin tahu alasan di balik keinginanku untuk bercerai.

Dengan sebuah rasa bersalah yang dalam, aku membuat sebuah pernyataan persetujuan untuk bercerai dan dia dapat memiliki rumah kami, mobil, dan 30% dari keuntungan perusahaan kami. Dia sungguh marah dan merobek kertas itu. Wanita yang telah menghabiskan 10 tahun hidupnya bersamaku itu telah menjadi orang yang asing di hatiku. Aku minta maaf kepadanya karena dia telah membuang waktunya 10 tahun bersamaku, untuk semua usaha dan energi yang diberikan kepadaku, tapi aku tidak dapat menarik kembali apa yang telah kukatakan kepada Jane, wanita simpananku, bahwa aku sungguh mencintainya. Istriku menangis lagi. Bagiku tangisannya sekarang tidak berarti apa-apa lagi. Keinginanku untuk bercerai telah bulat.

Hari berikutnya, ketika aku kembali ke rumah sedikit larut, kutemukan dia sedang menulis sesuatu di atas meja di ruang tidur kami. Aku tidak makan malam tapi langsung pergi tidur karena ngantuk yang tak tertahankan akibat rasa capai sesudah seharian bertemu dengan Jane. Ketika terbangun, kulihat dia masih duduk di samping meja itu sambil melanjutkan tulisannya. Aku tidak menghiraukannya dan kembali meneruskan tidurku.

Pagi harinya, dia menyerahkan syarat-syarat perceraian yang telah ditulisnya sejak semalam kepadaku. Dia tidak menginginkan sesuatupun dariku, tetapi hanya membutuhkan waktu sebulan sebelum perceraian. Dia memintaku dalam sebulan itu, kami berdua harus berjuang untuk hidup normal layaknya suami istri. Alasannya sangat sederhana. Putra kami akan menjalani ujian dalam bulan itu sehingga dia tidak ingin mengganggunya dengan rencana perceraian kami. Selain itu, dia juga meminta agar aku harus menggendongnya sambil mengenang kembali saat pesta pernikahan kami. Dia memintaku untuk menggendongnya selama sebulan itu dari kamar tidur sampai muka depan pintu setiap pagi.

Aku pikir dia sudah gila. Akan tetapi, biarlah kucoba untuk membuat hari-hari terakhir kami menjadi indah demi perceraian yang kuinginkan, aku pun menyetujui syarat-syarat yang dia berikan. Aku menceritakan kepada Jane tentang hal itu. Jane tertawa terbahak-bahak mendengarnya. "Terserah saja apa yang menjadi tuntutannya tapi yang pasti dia akan menghadapi perceraian yang telah kita rencanakan," kata Jane.

Ada rasa kaku saat menggendongnya untuk pertama kali, karena kami memang tak pernah lagi melakukan hubungan suami istri belakangan ini. Putra kami melihatnya dan bertepuk tangan di belakang kami. "Wow, papa sedang menggendong mama." Sambil memelukku dengan erat, istriku berkata, "Jangan beritahukan perceraian ini kepada putra kita." Aku menurunkannya di depan pintu. Dia lalu pergi ke depan rumah untuk menunggu bus yang akan membawanya ke tempat kerjanya, sedangkan aku mengendarai mobil sendirian ke kantorku.

Pada hari kedua, kami berdua melakukannya dengan lebih mudah. Dia merapat melekat erat di dadaku. Aku dapat mencium dan merasakan keharuman tubuhnya. Aku menyadari bahwa aku tidak memperhatikan wanita ini dengan seksama untuk waktu yang agak lama. Aku menyadari bahwa dia tidak muda seperti dulu lagi, ada bintik-bintik kecil di wajahnya, rambutnya pun sudah mulai beruban. Namun entah kenapa, hal itu membuatku mengingat bagaimana pernikahan kami dulu.

Pada hari keempat, ketika aku menggendongnya, aku mulai merasakan kedekatan. Inilah wanita yang telah memberi dan mengorbankan 10 tahun kehidupannya untukku. Pada hari keenam dan ketujuh, aku mulai menyadari bahwa kedekatan kami sebagai suami istri mulai tumbuh kembali di hatiku. Aku tentu tidak mengatakan perasaan ini kepada Jane.

Suatu hari, aku memperhatikan dia sedang memilih pakaian yang hendak dia kenakan. Dia mencoba beberapa darinya tapi tidak menemukan satu pun yang cocok untuknya. Dia sedikit mengeluh, "Semua pakaianku terasa terlalu besar untuk tubuhku sekarang." Aku mulai menyadari bahwa dia semakin kurus dan itulah sebabnya kenapa aku dapat dengan mudah menggendongnya. Aku menyadari bahwa dia telah memendam banyak luka dan kepahitan hidup di hatinya. Aku lalu mengulurkan tanganku dan menyentuh kepalanya.

Tiba-tiba putra kami muncul dan berkata," Papa, sekarang saatnya untuk menggendong dan membawa mama." Bagi putraku, melihatku menggendong dan membawa mamanya menjadi peristiwa yang penting dalam hidupnya. Istriku mendekati putra kami dan memeluk erat tubuhnya penuh keharuan. Aku memalingkan wajahku dari peristiwa yang bisa mempengaruhi dan mengubah keputusanku untuk bercerai.

Aku lalu mengangkatnya dengan kedua tanganku, berjalan dari kamar tidur kami, melalui ruang santai sampai ke pintu depan. Tangannya melingkar erat di leherku dengan lembut dan sangat romantis layaknya suami istri yang harmonis. Aku pun memeluk erat tubuhnya, seperti momen hari pernikahan kami 10 tahun yang lalu. Akan tetapi tubuhnya yang sekarang ringan membuatku sedih.

Pada hari terakhir, aku menggendongnya dengan kedua lenganku. Aku susah bergerak meski cuma selangkah ke depan. Putra kami telah pergi ke sekolah. Aku memeluknya erat sambil berkata, "Aku tidak pernah memperhatikan selama ini hidup pernikahan kita telah kehilangan keintiman satu dengan yang lain."

Aku mengendarai sendiri kendaraan ke kantorku, mampir ke tempat Jane. Melompat keluar dari mobilku tanpa mengunci pintunya. Begitu cepatnya karena aku takut jangan sampai ada sesuatu yang membuatku mengubah pikiranku. Aku naik ke lantai atas. Jane membuka pintu dan aku langsung berkata padanya. "Maaf Jane, aku tidak ingin menceraikan istriku."

Jane memandangku penuh tanda tanya bercampur keheranan dan kemudian menyentuh dahiku dengan jarinya. Aku mengelak dan berkata, "Maaf Jane, aku tidak akan bercerai. Hidup perkawinanku terasa membosankan karena dia dan aku tidak memaknai setiap momen kehidupan kami, bukan karena kami tidak saling mencintai satu sama lain. Sekarang aku menyadari sejak aku menggendongnya sebagai syaratnya itu, aku ingin terus menggendongnya sampai hari kematian kami."

Jane sangat kaget mendengar jawabanku. Dia menamparku dan kemudian membanting pintu dengan keras. Aku tidak menghiraukannya. Aku menuruni tangga dan mengendarai mobilku pergi menjauhinya. Aku singgah di sebuah toko bunga di sepanjang jalan itu, aku memesan bunga untuk istriku. Gadis penjual bunga bertanya apa yang harus kutulis di kartunya. Aku tersenyum dan menulis, "Aku akan menggendongmu setiap pagi sampai kematian menjemput."

Petang hari ketika aku tiba di rumah, dengan bunga di tanganku, sebuah senyum menghias wajahku. Aku berlari hanya untuk bertemu dengan istriku dan menyerahkan bunga itu sambil merangkulnya untuk memulai sesuatu yang baru dalam perkawinan kami. Tapi apa yang kutemukan? Istriku telah meninggal di atas tempat tidur yang telah kami tempati bersama 10 tahun pernikahan kami.

Aku baru tahu kalau istriku selama ini berjuang melawan kanker ganas yang telah menyerangnya berbulan-bulan tanpa pengetahuanku karena kesibukanku menjalin hubungan asmara dengan Jane. Istriku tahu bahwa dia akan meninggal dalam waktu yang relatif singkat. Meskipun begitu, dia ingin menyelamatkanku dari pandangan negatif yang mungkin lahir dari putra kami karena aku menginginkan perceraian, karena reaksi kebodohanku sebagai seorang suami dan ayah, untuk menceraikan wanita yang telah berkorban selama sepuluh tahun yang mempertahankan pernikahan kami dan demi putra kami.

Betapa berharganya sebuah pernikahan saat kita bisa melihat atau mengingat apa yang membuatnya berharga. Ingat ketika dulu perjuangan yang harus dilakukan, ingat tentang kejadian-kejadian yang telah terjadi di antara kalian, ingat juga tentang janji pernikahan yang telah dikatakan. Semuanya itu harusnya hanya berakhir saat maut memisahkan.

Sekecil apapun dari peristiwa atau hal dalam hidup sangat mempengaruhi hubungan kita. Itu bukan tergantung pada uang di bank, mobil atau kekayaan apapun namanya. Semuanya ini bisa menciptakan peluang untuk menggapai kebahagiaan tapi sangat pasti bahwa mereka tidak bisa memberikan kebahagiaan itu dari diri mereka sendiri. Suami-istrilah yang harus saling memberi demi kebahagiaan itu.

Karena itu, selalu dan selamanya jadilah teman bagi pasanganmu dan buatlah hal-hal yang kecil untuknya yang dapat membangun dan memperkuat hubungan dan keakraban di dalam hidup perkawinanmu. Milikilah sebuah perkawinan yang bahagia. Kamu pasti bisa mendapatkannya.

10.000




Ada seorang sahabat menuturkan kisahnya. Dia bernama Budiman. Sore itu ia menemani istri dan seorang putrinya berbelanja kebutuhan rumah tangga bulanan di sebuah toko swalayan. Usai membayar, tangan-tangan mereka sarat dengan tas plastik belanjaan.
Baru saja mereka keluar dari toko swalayan, istri Budiman dihampiri seorang wanita pengemis yang saat itu bersama seorang putri kecilnya. Wanita pengemis itu berkata kepada istri Budiman, "Beri kami sedekah, Bu!"

Istri Budiman kemudian membuka dompetnya lalu ia menyodorkan selembar uang kertas berjumlah 1000 rupiah. Wanita pengemis itu lalu menerimanya. Tatkala tahu jumlahnya tidak mencukupi kebutuhan, ia lalu menguncupkan jari-jarinya mengarah ke mulutnya. Kemudian pengemis itu memegang kepala anaknya dan sekali lagi ia mengarahkan jari-jari yang terkuncup itu ke mulutnya, seolah ia ingin berkata, "Aku dan anakku ini sudah berhari-hari tidak makan, tolong beri kami
tambahan sedekah untuk bisa membeli makanan!"

Mendapati isyarat pengemis wanita itu, istri Budiman pun membalas isyarat dengan gerak tangannya seolah berkata, "Tidak... tidak, aku tidak akan menambahkan sedekah untukmu!"
Ironisnya meski tidak menambahkan sedekahnya, istri dan putrinya Budiman malah menuju ke sebuah gerobak gorengan untuk membeli cemilan. Pada kesempatan yang sama Budiman berjalan ke arah ATM center guna mengecek saldo rekeningnya. Saat itu memang tanggal gajian, karenanya Budiman ingin mengecek saldo rekening dia.


Di depan ATM, Ia masukkan kartu ke dalam mesin. Ia tekan langsung tombol INFORMASI SALDO. Sesaat kemudian muncul beberapa digit angka yang membuat Budiman menyunggingkan senyum kecil dari mulutnya. Ya, uang gajiannya sudah masuk ke dalam rekening.
Budiman menarik sejumlah uang dalam bilangan jutaan rupiah dari ATM. Pecahan ratusan ribu berwarna merah kini sudah menyesaki dompetnya. Lalu ada satu lembar uang berwarna merah juga, namun kali ini bernilai 10 ribu yang ia tarik dari dompet. Uang itu Kemudian ia lipat kecil untuk berbagi dengan wanita pengemis yang tadi meminta tambahan sedekah.

Saat sang wanita pengemis melihat nilai uang yang diterima, betapa girangnya dia. Ia pun berucap syukur kepada Allah dan berterima kasih kepada Budiman dengan kalimat-kalimat penuh kesungguhan: "Alhamdulillah... Alhamdulillah... Alhamdulillah... Terima kasih tuan! Semoga Allah memberikan rezeki berlipat untuk tuan dan keluarga. Semoga Allah memberi kebahagiaan lahir dan batin untuk tuan dan keluarga. Diberikan karunia keluarga sakinah, mawaddah wa rahmah. Rumah tangga harmonis dan anak-anak yang shaleh dan shalehah. Semoga tuan dan keluarga juga diberi kedudukan yang terhormat kelak nanti di surga...!"

Budiman tidak menyangka ia akan mendengar respon yang begitu mengharukan. Budiman mengira bahwa pengemis tadi hanya akan berucap terima kasih saja. Namun, apa yang diucapkan oleh wanita pengemis tadi sungguh membuat Budiman terpukau dan membisu. Apalagi tatkala sekali lagi ia dengar wanita itu berkata kepada putri kecilnya, "Dik, Alhamdulillah akhirnya kita bisa makan juga....!"
Deggg...!!! Hati Budiman tergedor dengan begitu kencang. Rupanya wanita tadi sungguh berharap tambahan sedekah agar ia dan putrinya bisa makan. Sejurus kemudian mata Budiman membuntuti kepergian mereka berdua yang berlari menyeberang jalan, lalu masuk ke sebuah warung tegal untuk makan di sana.

Budiman masih terdiam dan terpana di tempat itu. Hingga istri dan putrinya kembali lagi dan keduanya menyapa Budiman. Mata Budiman kini mulai berkaca-kaca dan istrinya pun mengetahui itu. "Ada apa Pak?" Istrinya bertanya.

Dengan suara yang agak berat dan terbata Budiman menjelaskan: "Aku baru saja menambahkan sedekah kepada wanita tadi sebanyak 10 ribu rupiah!"

Awalnya istri Budiman hampir tidak setuju tatkala Budiman mengatakan bahwa ia memberi tambahan sedekah kepada wanita pengemis. Namun Budiman kemudian melanjutkan kalimatnya:
"Bu..., aku memberi sedekah kepadanya sebanyak itu. Saat menerimanya, ia berucap hamdalah berkali-kali seraya bersyukur kepada Allah. Tidak itu saja, ia mendoakan aku, mendoakan dirimu, anak-anak dan keluarga kita. Panjaaaang sekali ia berdoa!

Dia hanya menerima karunia dari Allah Swt sebesar 10 ribu saja sudah sedemikian hebatnya bersyukur. Padahal aku sebelumnya melihat di ATM saat aku mengecek saldo dan ternyata di sana ada jumlah yang mungkin ratusan bahkan ribuan kali lipat dari 10 ribu rupiah. Saat melihat saldo itu, aku hanya mengangguk-angguk dan tersenyum. Aku terlupa bersyukur, dan aku lupa berucap hamdalah.

Bu..., aku malu kepada Allah! Dia terima hanya 10 ribu begitu bersyukurnya dia kepada Allah dan berterimakasih kepadaku. Kalau memang demikian, siapakah yang pantas masuk ke dalam surga Allah, apakah dia yang menerima 10 ribu dengan syukur yang luar biasa, ataukah aku yang menerima jumlah lebih banyak dari itu namun sedikitpun aku tak berucap hamdalah."

Budiman mengakhiri kalimatnya dengan suara yang terbata-bata dan beberapa bulir air mata yang menetes. Istrinya pun menjadi lemas setelah menyadari betapa selama ini kurang bersyukur sebagai hamba. Ya Allah, ampunilah kami para hamba-Mu yang kerap lalai atas segala nikmat-Mu

kisah diambil dari http://myquran.org/forum/index.php/topic,82145.0.html di posting oleh andy swan
gambar dari http://mathedu-unila.blogspot.com/2010/07/gambar-uang-10-ribu-baru.html