MANUSIA DAN CINTA KASIH
Beberapa pendapat dari para ahli mengenai arti
cinta sebagaimana saya baca dari buku Cinta Yang Pintar Kawin Yang Pintar (M.
Torsina, Cakrawala Cinta, 1996), antara lain adalah:
Victor Hugo, berpendapat, “cinta
adalah penciutan alam jagad menjadi existensi tunggal dan pemekaran existensi
tunggal mencapai Tuhan.”
Erich Segal, berpendapat, “cinta
tidak perlu mengatakan Anda menyesal.”
Erich Fromm, berpendapat, “cinta
yang matang adalah persatuan dalam keutuhan integritas dan individualitas.
Dalam cinta ada dua hakekat menjadi satu, tetapi tetap berdua.”
Erich Fromm pun membagi cinta berdasarkan objeknya yaitu:
Cinta Ibu
Cinta persaudaraan
Cinta erotik
Cinta diri
Cinta Tuhan
Joan Terry Garity, berpendapat:
Cinta adalah kejadian di mana Anda terserang kanker payudara, harus menjalani
mastectomy, tapi kekasih Anda tetap mengasihi Anda sebanyak seperti semula, dan
tidak palsu saat mengucapkan “engkau tetap tercantik untukku.”
Cinta adalah gelombang perasaan raksasa yang menelan habis diri si pecinta.
Saat gelombang mendekat mati, gairah hidup si pencinta itu pun akan mati pula.
Cinta adalah kemampuan untuk memaafkan yang tidak termaafkan, tertawa atas
humor-humornya, sekalipun Anda telah mendengarnya yang kesekian kalinya, dan
berkepentingan atas kebahagiaannya sebanyak yang Anda pentingkan untuk diri
Anda.
Cinta adalah sebuah hasrat pasangan untuk dapat memberi Anda sebuah kapal
pesiar dan hasrat Anda untuk dapat memberi si dia sebuah kapal terbang – dan
ternyata Anda berdua masih puas dan berbahagia menerima sebuah sepeda, karena
Anda berdua mampu menikmatinya bersama-sama.
Meneken, berpendapat, “cinta adalah tingkat kesan mati-rasa.”
John Alan Lee, membagi cinta
dalam 6 gaya cinta, yaitu:
Eros, cinta akan kecantikan ideal
(cinta yang memfokuskan diri pada kekuatan fisik semata).
Mania, cinta gila (cinta yang hadir
dengan banyak tuntutan, cinta yang hadir bukan karena benar-benar dia mencintai
pasangan yang dicintainya namun lebih karena dorongan yang hebat atas
kebutuhannya untuk bercinta).
Pragma, cinta pragmatis (cinta yang
memfokuskan pada keserasian dan kelogisan, cinta yang hadir tidak berdasarkan
sexual tapi lebih kepada syarat-syarat sosial dan peribadi).
Agape, cinta tanggung jawab (cinta
seperti ini melahirkan konsep tanggung jawab untuk memberikan perhatian pada
orang lain tanpa memandang apakah orang lain itu mencintai atau membalas
perhatian Anda. Inilah cinta tulus, memberi tanpa mengharap balasan, agape
adalah bentuk cinta yang jauh dari urusan seks).
Cinta ludus, cinta hanyalah suatu
permainan (penganut cinta seperti ini tak pernah menggantungkan diri pada
pasangannya, tidak mau melibatkan diri terlalu dalam atas apa yang dialami
pasangannya, mau menerima pasangannya namun dengan beragam syarat)
Cinta storage (cinta sebagai hubungan
persahabatan, pelakunya memilih cinta sebagai aktivitas yang harus dia
nikmati).
Robert Sternberg, membagi cinta
berdasarkan komponen cinta yaitu nafsu birahi, intimitas (unsur emosional dalam
cinta), dan komitmen. Ketiga unsur tersebut membentuk jenis cinta dalam hubungan
antar pasangan, yaitu:
> Cinta persahabatan. Cinta ini lahir karena perasaan sayang. Si pelaku
sama-sama suka saling memperhatikan, betah berlama-lama ngobrol, saling
membantu dan kelihatan hangat. Dalam hal ini hanya ada unsur intimitas tanpa
ada gabungan nafsu birahi dan komitmen)
> Cinta karena pelampiasan. Hubungan seperti ini hanya melibatkan unsur
nafsu birahi dan komitmen tanpa komponen intimitas.
> Cinta buta. Cinta ini jelas hanya mengandung komponen nafsu birahi tanpa
adanya unsur intimitas dan komitmen.
> Cinta kebersamaan. Hubungan ini hanya mengandung komponen komitmen dan
intimitas tanpa adanya komponen nafsu birahi (biasanya hadir pada hubungan
pernikahan).
> Cinta romantis. Komponen nafsu birahi, dan intimitas jelas yang memberi
pengaruh besar pada hubungan ini.
> Cinta lengkap (semua 3 komponen cinta ada dalam hubungan ini)
Menurut agama
“..Ya Allah Engkau
Tuhanku.. Tiada tuhan melainkan Engkau.. Engkau cinta agungku.. Nabi Muhammad
utusanMu..”
Muqaddimah
Inilah Cinta Yang sebenar-benarnya, Cinta yang didasarkan atas keimanan dan
ketaqwaan manusia, Cinta seorang hamba kepada Sang Maha Pencipta, Cinta tanda
syukur dan tiada kuasa selain kuasaNya, Cintakan
Allah adalah cinta yang tidak pernah luntur dan abadi. Cinta selainnya adalah Cinta
yang luntur dan berakhir. Janganlah mencintai akan sesuatu terlalu berlebih
lebihan sehingga mengurangi cintamu kepada Allah. Mencintailah kamu kepadanya
dengan makna Kecintaanmu kepada Allah Yang Maha Pencipta dapat diartikan
memandang segala sesuatu karena Allah SWT semata sehingga apabila kamu
mencintai seseorang, cintailah dia dengan sebenar-benarnya karena Allah.
Berbicara mengenai cinta, tentunya tidak akan
lepas dari perbincangan kita cinta monyet yang menghiasai dunia muda-mudi
sekarang ini. Malah, tidak keterlaluan untuk dinyatakan, itulah pespektif
masyarakat terhadap cinta. Sedangkan cinta sebeginilah yang sering mendorong
pelakunya ke arah melakukan maksiat kepada Allah SWT. Sekotor itukah cinta?
Apakah cinta sebenarnya? Cinta sebenarnya adalah
fitrah manusia sebagai makhluk allah yang diciptakan untuk bersujud, bersyukur
dan mengagungkan asma Allah, bahwa tiada tuhan yang patut disembah melainkan
Allah SWT, atas karunia dan hidayahNya pulalah kita bisa hidup seperti sekarang
ini, bagaimana udara yang kita hirup untuk bernapas secara otomatis keluar dan
masuk, bagaimana mata kita bisa melihat keindahan dan alam dunia, pemberianNya
tidak bias dikukur dengan ukuran manusia, yang kesemuanya itu adalah bukti
tanda tanda kekuasanNya sehingga sepatutnyalah manusia bersyukur dengan
melaksanakan perintahNya dan menjauhi segala laranganNya, mengungkapan rasa
cinta dengan memandang segala sesuatu karena Allah SWT sehingga manusia tidak
berlaku sombong dan jumawa atas harta, pangkat, kedudukannya dan tidak lupa
atas ni’matNya.
Kesenian cinta yang didasari runtutan fitrah
tanpa dicabul oleh hawa syahwat merupakan logo kedamaian, keamanan dan
ketenangan. Namun cinta seringkali diperalatkan untuk melangsai keghairahan
nafsu dan kebejatan iblis laknatullah. Demi kemakmuran manusia sejagat, kita
mesti menangani fenomena cinta dengan nilai fikrah yang suci dan iman yang
komited kepada Allah.
Permasalahan cinta antara yang dihadapi secara
serius oleh umat Islam hari ini. Pertentangan antara cinta hakiki dan cinta palsu
menyebabkan umat Islam menghadapi dilema perasaan yang kronik. Krisis cinta
palsu telah memapah umat Islam ke medan perpecahan yang memusnahkan etika
spritual-membunuh solidaritas dan menodai moral etika.
Individu mukmin sewajarnya peka terhadap kehadiran
cinta di dalam jiwa. Cinta yang berlogikkan nafsu dan syahwat semata-mata
hanyalah cinta palsu yang penuh jijik dan dihina.
Menyadari hakikat ini, Faisal mencoba untuk
mengurai makna dan bercerita soal cinta secara ringkas menurut pandangan Islam.
Apalagi dalam lapisan masyarakat remaja khususnya tertipu dengan propaganda 14
Februari yang kononnya ialah hari Kekasih. Maka sibuklah dunia berbicara soal
cinta yang lebih menjurus kepada cinta zina yang bertemakan mainan perasaan
yang sama sekali terseleweng dari kehendak Islam.
Semoga Allah SWT memberikan ganjaran terhadap
usaha yang kecil ini dalam membersihkan jiwa pemuda-pemuda dari doktrin barat
yang hanya akan menyesatkan fikiran.
Apakah Kedudukan Cinta Di Dalam Islam?
Adakah Islam memusuhi cinta? Adakah sebegini
kejam sebuah agama yang disifatkan menepati fitrah? Sebenarnya tidak. Malah
Islam memandang tinggi persoalan cinta yang tentunya merupakan perasaan dan
fitrah yang menjiwai naluri setiap manusia. Namun, cinta di dalam Islam
perlulah melalui pelbagai peringkat keutamaannya yang tersendiri :
1. Cinta kepada Allah
Islam meletakkan cinta yang tertinggi dalam
kehiudupan manusia ialah cinta kepada Allah. Ketinggian nilai taqarrub Al-Abid
kepada Khaliq dapat dikesan melalui cinta murni mereka kepada Pencipta. Tanpa
cinta kepada Allah perlakuan hamba tidak memberi pulangan yang bererti
sedangkan apa yang menjadi tunjang kepada Islam ialah mengenali dan dan
menyintai Allah.
Sinaran cinta itu jua akan mendorong hamba
bertindak ikhlas di mihrab pengabdian diri kepada Allah serta menghasilkan
cahaya iman yang mantap. Firman Allah SWT :
“..(Walaupun demikian), ada juga di antara
manusia yang mengambil selain dari Allah (untuk menjadi) sekutu-sekutu (Allah),
mereka mencintainya, (memuja dan mentaatinya) sebagaimana mereka mencintai
Allah; sedang orang-orang yang beriman itu lebih cinta (taat) kepada Allah…”
(Surah Al-Baqarah ayat : 165)
Memiliki cinta Allah seharusnya menjadi
kebanggaan individu mukmin lantaran keagungan nilai dan ketulusan
ihsan-Nya.Namun menjadi suatu kesukaran untuk meraih cinta Allah tanpa
pengabdian yang menjurus tepat kepada-Nya. Cinta Allah umpama satu anugerah
yang tertinggi dan tidak mungkin sesiapa dapat memilikinya kecuali didahulukan
dengan pengorbanan yang mahal. Cinta Allah adalah syarat yang utama untuk
meletakkan diri di dalam barisan pejuang-pejuang kalimah Allah SWT. Firman
Allah SWT (yang bermaksud) :
“..Wahai orang-orang yang beriman! Sesiapa di
antara kamu berpaling tadah dari ugamanya (jadi murtad), maka Allah akan
mendatangkan suatu kaum yang Ia kasihkan mereka dan mereka juga kasihkan Dia;
mereka pula bersifat lemah-lembut terhadap orang-orang yang beriman dan berlaku
tegas gagah terhadap orang-orang kafir…” (Surah Al-Maidah, ayat 54)
2. Cinta Kepada Rasulullah SAW dan Para Anbiya’
Apabila manusia berada di dalam kegelapan yang
begitu kelam,maka diutuskan pembawa obor yang begitu terang untuk disuluhkan
kepada manusia ke arah jalan kebenaran. Sayang, pembawa obor tersebut terpaksa
begelumang dengan lumpur yang begitu tebal dan menahan cacian yang tidak
sedikit untuk melaksanakan tugas yang begitu mulia.
Pembawa obor tersebut ialah Rasulullah SAW. Maka
adalah menjadi satu kewajipan kepada kepada setiap yang mengaku dirinya sebagai
muslim memberikan cintanya kepada Rasulullah dan para ambiya’. Kerana kecintaan
inilah, para sahabat sanggup bergadai nyawa menjadikan tubuh masing-masing
sebagai perisai demi mempertahankan Rasulullah SAW. Dalam satu hadis yang
diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim menyebut :
Diriwayatkan daripada Anas r.a katanya: Nabi
s.a.w bersabda: Tiga perkara, jika terdapat di dalam diri seseorang maka dengan
perkara itulah dia akan memperolehi kemanisan iman: Seseorang yang mencintai
Allah dan RasulNya lebih daripada selain keduanya, mencintai seorang hanya kerana
Allah, tidak suka kembali kepada kekafiran setelah Allah menyelamatkannya dari
kekafiran itu, sebagaimana dia juga tidak suka dicampakkan ke dalam Neraka.
(Bukhari : no. 15, Muslim : no. 60, Tirmizi : no.
2548 Nasaie : no. 4901)
Namun, dalam suasana kita sekarang yang begitu
jauh dengan Rasulullah SAW dari segi masa, adakah tidak berpeluang lagi untuk
kita memberikan cinta kepada Rasulullah SAW? Sekalipun Rasulullah SAW telah
meninggalkan kita jauh di belakang, sesungguhnya cinta terhadap baginda boleh
dbuktikan melalui kepatuhan serta kecintaan terhadap sunnahnya. Oleh yang
demikian, orang yang memandang hina malah mengejek-ngejek sunnah Rasulullah SAW
tentunya tidak boleh dianggap sebagai orang yang menyintai Rasulullah SAW.
3. Cinta Sesama Mukmin
Interaksi kasih sayang sesama mukmin adalah
merupakan pembuluh utama untuk menyalurkan konsep persaudaraan yang begitu
utuh. Cinta sesama mukmin inilah yang mengajar manusia supaya menyintai
ibubapanya. Malah mengherdik ibubapa yang bererti merungkaikan talian cinta
kepada keduana adalah merupakan dosa besar sebagaimana yang disebut di dalam
satu hadis yang diriwayatkan oleh Abu Bakrah r.a katanya:
“Ketika kami bersama Rasulullah s.a.w,
baginda telah bersabda: Mahukah aku ceritakan kepada kamu sebesar-besar dosa
besar: Ianya tiga perkara, iaitu mensyirikkan Allah, mengherdik kedua ibu bapa
dan bersaksi palsu atau kata-kata palsu..”
(Hadis riwayat Bukhari, no. 5519, Muslim : no.
126)
Alangkah indahnya sebuah agama yang mengajar
penganutnya agar menghormati dan menyintai kedua ibubapanya yang telah melalui
susah payah untuk membesarkan anak-anak mereka. Di manakah lagi keindahan yang
lebih menyerlah selain daripada yang terdapat di dalam Islam yang mengajar
umatnya dengan pesanan :
“..Dan hendaklah engkau merendah diri kepada
keduanya kerana belas kasihan dan kasih sayangmu, dan doakanlah (untuk mereka,
dengan berkata): “Wahai Tuhanku! Cucurilah rahmat kepada mereka berdua
sebagaimana mereka telah mencurahkan kasih sayangnya memelihara dan mendidikku
semasa kecil.”
(Surah Israk, ayat 24)
Selain daripada cinta kepada kedua ibubapa ini,
Islam juga meletakkan cinta sesama mukmin yang berimana sebagai syarat kepada
sebuah perkumpulan atau jemaah yang layak bersama Rasulullah SAW. Hayatilah
betapa dalamnya maksud firman Allah SWT :
“..Nabi Muhammad (s.a.w) ialah Rasul Allah;
dan orang-orang yang bersama dengannya bersikap keras dan tegas terhadap
orang-orang kafir yang (memusuhi Islam), dan sebaiknya bersikap kasih sayang
serta belas kasihan kasihan sesama sendiri (umat Islam)…
(Surah Al-Fath, ayat 29)
Malah, Al-Quran sendiri menukilkan betapa pujian
melangit yang diberikan oleh Allah SWT kepada golongan Ansar yang ternyata
menyintai golongan Muhajirin dengan cinta suci yang berasaskan wahyu Ilahi.
Malah dalam keadaan mereka berhajat sekalipun, keutamaan tetap diberikan kepada
saudara-saudara mereka dari golongn Muhajirin. Firman Allah SWT yang bermaksud
:
“..Dan orang-orang (Ansar) yang mendiami
negeri (Madinah) serta beriman sebelum mereka, mengasihi orang-orang yang berhijrah
ke negeri mereka, dan tidak ada pula dalam hati mereka perasaan berhajatkan apa
yang telah diberi kepada orang-orang yang berhijrah itu; dan mereka juga
mengutamakan orang-orang yang berhijrah itu lebih daripada diri mereka sendiri,
sekalipun mereka dalam keadaan kekurangan dan amat berhajat. ..”
(Surah Al-Hasyr, ayat 9)
Bukankah ini yang telah diajar oleh Islam? Maka
di tengah-tengah kecaman keganasan yang dilemparkan kepada Islam pada hari ini,
kenapa tidak masyarakat antarabangsa malah umat Islam sendiri melihat bahawa
betapa agungnya unsur kasih sayang dan cinta yang terdapat di dalam Islam?
Namun, betapa agungnya cinta di dalam Islam, begitu jualah agungnya penjagaan
Islam sendiri terhadap umatnya agar sama sekali tidak mencemarkan kesucian cinta
dengan kekotoran nafsu.
Itulah cinta di dalam Islam. Ia tidak dapat tidak
haruslah diasaskan di atas dasar keimanan kepada Allah. Alangkah ruginya cinta
yang lari dari landasan iman. Akan hanyutlah jiwa-jiwa yang menyedekahkan
dirinya untuk diperlakukan oleh ‘syaitan cinta’ sewenangnya-wenangnya
Cinta Dunia Remaja : Tragedi Yang Menyayat Hati
Tidak ada orang yang boleh mendakwa dirinya lari
daripada mainan perasaan. Asal saja ia bernama manusia, maka sekaligus dirinya
akan dicuba dengan mainan nafsu yang bagaikan lautan ganas yang begitu kuat
bergelombang. Salah satu darinya ialah mainan cinta.
Tidak sedikit orang yang terjerumus dalam lembah
kenistaan. Dalam berbicara persoalan peringkat pembinaan ‘cinta hawa nafsu’,
As-Syauqi pernah berkata :
Benar kata Syauqi, cinta syahwat ini bermula
dengan mainan mata yang tidak mempunyai sempadannya, ia kemudiannya diikuti
dengan sahutan suara dan saling berhubung. Sampai peringkat tersebut, amat
sukar sekali bagi pasangan cinta untuk tidak bertemu dan berdating sekaligus
mendekatkan diri kepada aksi yang lebih hebat. Oleh kerana itulah, Islam dalam
menjaga kesucian cinta dari dicemari oleh unsur-unsur nafsu meletakkan batasan
pandangan seorang muslim dan muslimah. Firman Allah SWT yang bermaksud :
“..Katakanlah (wahai Muhammad) kepada
orang-orang lelaki yang beriman supaya mereka menyekat pandangan mereka
(daripada memandang yang haram), dan memelihara kehormatan mereka. Yang
demikian itu lebih suci bagi mereka; sesungguhnya Allah Amat Mendalam
PengetahuanNya tentang apa yang mereka kerjakan…”
(Surah An-Nuur, ayat 30)
Betapa bahayanya cinta lutong ini boleh dilihat
apabila pasangan yang dhanyutkan olehnya tidak akan berupaya untuk berfikir
secara waras lagi. Setiap detik dan masa yang berlalu tidak akan sunyi dari memikirkan
persoalan cinta mereka. Setiap saat, jiwa sudah tidak mampu lagi untuk tenteram
sekiranya tidak didodoikan dengan suara halus dan lunak yang berbicara dengan
kata-kata yang hanya layak diperdengarkan di dalam kelambu. Sudah berkubur
cita-cita perjuangan dan sudah lebur harapan masyarakat yang dipikulkan di atas
bahu, yang ada hanyalah kehendak memuaskan hati pasangan masing-masing. Lantas,
di saat demikian, layakkah orang yang hanyut ini diharapkan memikul
tanggungjawab melaksanakan tugas penting membimbing masyarakat?
Apakah penyelesaian terhadap permasalahan ini?
Jalan yang paling baik ialah perkahwinan. Rasulullah SAW pernah bersabda yang
bermaksud :
“..Wahai golongan pemuda! Sesiapa di antara
kamu yang telah mempunyai keupayaan iaitu zahir dan batin untuk berkahwin, maka
hendaklah dia berkahwin. Sesungguhnya perkahwinan itu dapat menjaga pandangan
mata dan menjaga kehormatan. Maka sesiapa yang tidak berkemampuan, hendaklah
dia berpuasa kerana puasa itu dapat mengawal iaitu benteng nafsu..”
(Bukhari : no. 1772, Muslim : no. 2485)
Selain daripada perkahwinan yang tentunya
merupakan perkara yang hampir mustahil untuk dilaksanakan dalam dunia seorang
penuntut ilmu, maka Rasulullah SAW mencadangkan puasa sebagai jalan terbaik
melepaskan diri dari kekangan nafsu yang meronta-ronta. Selain daripada itu,
Islam sama-sekali tidak membuka pintu yang lain. Selain daripada perkahwinan,
tidak dapat tidak, hanyalah kawalan terhadap jiwa mampu menyelamatkan diri
sendiri dari turut terjun dalam arus ganas cinta lutong.
Sesungguhnya cinta sebelum perkahwinan adalah
cinta palsu yang walaupun dihiasi dengan rayuan-rayuan halus namun ia adalah
panggilan-panggilan ke lembah kebinasaan! Dan sekalipun kekosongan jiwa
daripada cinta lutong secara zahirnya adalah penderitaan dan kesunyian yang
begitu hebat, namun itulah hakikat cinta sejati kepada Allah. Andainya hati
dihiasi dengan rayuan-rayuan syaitan yang seringkali mengajak ke arah melayan
perasaan, maka hilanglah di sana cita-cita agung untuk menabur bakti kepada
Islam sebagai medan jihad dan perjuangan.
Percayalah, masa muda yang dianugerahkan oleh
Allah hanyalah sekali berlalu dalam hidup. Ia tidak akan berulang lagi untuk
kali kedua atau seterusnya. Meniti usia remaja dengan berhati-hati dan
mengenepikan mainan perasaan adalah merupakan perkara yang amat sukar sekali.
Apatah lagi, semakin dihambat usikan perasaan, semakin ia datang mencengkam dan
membara. Namun, itulah mujahadah melawan perasaan. Sekadar perasaan dan diri
sendiri menjadi musuh, alangkah malunya untuk kita tewas terlalu awal. Usia
emas yang diberikan ini alangkah baiknya andainya digunakan sebaik mungkin
menggali sebanyak mana anugerah di bumi ilmu.
Namun, kita manusia boleh tertewas bila-bila masa
sahaja. Tidak kira siapapun kita. Sekalipun kita arif malah benar-benar
mengetahui bahwa yang hadir hanyalah sekadar tipuan, namun kita bisa rebah
dalam ketewasan yang kita sendiri sebenarnya merelakannya.
Mengapa manusia lebih memilih syurga dunia dan
bertukar dengan syurga sebenarnya di akhirat Oleh yang demikian, apakah mereka
tidak berfikir bahwa azab neraka menunggu mereka pada hari pembalasan, dan
adakah penyelamat bagi mereka ? Tidak ada, sesungguhnya yang akan menyelamatkan
Manusia dari azab neraka adalah keimanan, ketakwaan dan ketawadhuan dan rasa
cinta kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW. Naudzubillah, semoga kita
mendapatkan syafaat dan terhindar dari ganasnya neraka jahanam. Amin.
Makna Kasih
Sayang dalam Ajaran Islam
Sebenarnya dalam Islam tidak mengenal Hari Kasih Sayang, kasih sayang dalam
Islam terhadap sesama tidaklah terbatas dengan waktu dan dimanapun berada, baik
untuk keluarga, kerabat, dan sahabat yang semuanya masih dalam koridor-koridor
agama Islam itu sendiri. Nabi Saw., bersabda : "
Cintailah manusia
seperti kamu mencintai dirimu sendiri." (H.R. Bukhari). Firman Allah
swt : "Hai manusia, sesungguhnya Kami menjadikan kamu dari seorang
laki-laki dan seorang wanita, dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku supaya saling mengenal. Sesungguhnya orang mulia diantara kamu
disisi Allah adalah orang yang paing bertaqwa. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui Lagi Maha Mengenal
." (Q.S. al-Hujurat:13).
Islam sangat melarang keras untuk saling membenci dan bermusuhan, namun
sangat menjunjung tinggi akan arti kasih sayang terhadap umat manusia.
Rasulullah saw. bersabda : "J
anganlah kamu saling membenci,
berdengki-dengkian, saling berpalingan, dan jadilah kamu sebagai hamba-hamba
Allah yang bersaudara. Juga tidak dibolehkan seorang muslim meninggalkan (tidak
bertegur sapa) terhadap sudaranya lewat tiga hari" HR. Muslim.
Disini jelas bahwa kita dianjurkan sekali untuk saling menjaga dan
menghargai antar sesama sebagai tanda kasih sayang yang mesti dihormati. Hal
ini untuk menghindari berbagai keburukan serta dapat mengenal antar sesama
untuk memperkuat dan menjaga tali persaudaraan. Dalam hadits Nabi saw.: "
Perumpamaan
orang-orang Mukmin dalam hal kecintaan, kasih-sayang dan belas kasihan sesama
mereka, laksana satu tubuh. Apabila sakit satu anggota dari tubuh tersebut maka
akan menjalarlah kesakitan itu pada semua anggota tubuh itu dengan menimbulkan
insomnia (tidak bisa tidur) dan demam (panas dingin). HR. Muslim. Bahkan
dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Baihaqi melalui Anas ra. Nabi bersabda
: "
Tidak akan masuk surga kecuali orang yang penyayang",
jadi jelas bahwa yang masuk surga itu hanyalah orang-orang yang mempunyai rasa
kasih sayang yang tanpa dibarengi dengan niat-niat jelek.
Dengan datangnya Valentine's Day dikhawatirkan bagi kaum muda-mudi yang
tidak mengerti akan mampu terjerumus dalam hal-hal negatif dengan mentafsirkan
kasih sayang di hari yang special ini. Firman Allah swt.: "
Dan
janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan
yang keji dan suatu jalan yang buruk." (Q.S. al-Israa':32), yakni
perbuatan yang dilarang oleh agama baik secara terang-terangan maupun yang
tersembunyi. Oleh karena itu kita mesti sadar apa arti yang sesungguhnya sebuah
kasih sayang.
Selain itu pula dijelaskan dalam perkara mencintai seseorang tidaklah boleh
untuk berlebihan yang akan mengakibatkan penyesalan dan sia-sia belaka, sebagai
etika untuk seorang muslim Rasulullah saw. bersabda : "
Cintailah
kekasihmu (secara) sedang-sedang saja, siapa tahu disuatu hari dia akan menjadi
musuhmu; dan bencilah orang yang engkau benci (secara) biasa-biasa saja, siapa
tahu di suatu hari dia akan menjadi kecintaanmu." (H.R. Turmidzi) dan
masih banyak lagi diantara hadits Nabi saw. yang menerangkan tentang kasih
sayang yang membawa kebaikan bagi umat manusia. Dengan demikian marilah kita
mencontoh budi pekerti Nabi besar Muhammad saw., yang berdasarkan al-Qur'an dan
Hadits sebagai jalan untuk kebaikan untuk di dunia dan hari kemudian.
Pengertian
Kasih Sayang, Cinta, Kemesraan, dan Pemujaan
Dalam buku Ilmu Budaya Dasar yang
ditulis oleh Yulia Budiwati, dijelaskan mengenai pengertian kasih sayang,
cinta, kemesraan, dan pemujaan.
Kasih sayang
adalah satu istilah yang konotatif, dan tidak denotatif. Akan tetapi ia tidak
akan muncul dan berkembang tanpa adanya kehendak sesuatu pihak yang
memberikannya. Sebelum kita memberi kasih sayang kepada orang lain, sayangilah
diri anda sendiri terlebih dahulu dengan mencerminkan akhlak dan moral yang
baik.
Kasih sayang ini sadar atau tidak, menuntut tanggung jawab, pengorbanan,
kejujuran, saling percaya, saling pengertian, saling terbuka masing-masing
pihak sehingga antar keduannya merupakan kesatuan yang bulat dan utuh.
Cinta merupakan
kebutuhan hidup yang sangat mendasar. Cinta memang sulit untuk didefinisikan,
namun secara sederhana cinta bisa dikatakan sebagai paduan rasa simpati
antardua makhluk dan cinta milik semua orang. Rasa simpati ini berkembang di
antara pria dan wanita, antara orang tua dan anak, ataupun cinta kita kepada
sesama manusia.
Cinta juga merupakan ikatan yang kita bentuk dengan individu-individu di luar
diri kita sebagai bagian dari usaha kita untuk menempatkan dan memberikan makna
terhadap kehidupan kita.
Kemesraan berasal
dari kata dasar 'mesra', yang artinya perasaan simpati yang akrab. Kemesraan
adalah hubungan akrab baik antara pria dan wanita yang sedang dimabuk asmara
maupun yang sudah berumah tangga. Kemesraan merupakan perwujudan kasih sayang
yang telah mendalam. Cinta yang berlanjut menimbulkan pengertian mesra atau
kemesraan. Kemesraan adalah perwujudan dari cinta. Kemesraan dapat menimbulkan
daya kreativitas manusia. Kemesraan dapat menciptakan berbagai bentuk seni
sesuai dengan kemampuan bakatnya.
Pemujaan
dimulai sejak manusia dilahirkan dengan akal yang dimilikinya. Manusia telah
berfikir kritis tentang alam dan kejadiannya. Hal ini dapat diwujudkan dengan
mengagumi dan bersyukur kepada Sang Pencipta. Dalam mencari bentuk-bentuk
pemujaan dapat berupa ibadah sebagai media komunikasi antara manusia dengan
Tuhan, membangun tempat ibadah yang sebaik-baiknya, mencipta lagu, puisi,
novel, film, dan sebagainya yang bertema mencintai Sang Pencipta.
Dahulu saya pernah mendengar banyak orang bijak yang mengatakan belas kasih
adalah suatu sikap hati yang sangat mulia, adalah suatu manifestasi dari
kecerdasan. Namun, dalam pengejarannya terhadap nama dan materi keuntungan yang
berada di dunia, manusia seringkali tidak bisa menghayati dan memahami makna
yang sebenarnya dari belas kasih.
Di dalam kehidupan nyata, jika kita tidak bisa mengubah konsep mementingkan
diri sendiri yang terbentuk sejak lahir ini, sudah pasti kita tidak akan bisa
memperlakukan orang lain dengan belas kasih. Setelah benar-benar masuk dalam
jalan kultivasi, saya baru berangsur-angsur memahami makna belas kasih.
Hati yang berbelas kasih bisa menghubungkan energi dan menginisiasi energi
yang tanpa batas. Belas kasih itu sendiri merupakan suatu medan energi
yang sangat besar.
Seberapa besar kelapangan dada seseorang, seberapa besar pula energi yang
bisa dia dapatkan. Jika seseorang selalu memiliki hati belas kasih, maka
kelapangan dada yang dia miliki juga bisa berlimpah-limpah bagaikan alam
semesta, dia akan memiliki energi teramat besar hingga mampu menaklukkan
segala-galanya.
Ketika seorang kultivator benar-benar bisa melepaskan hidup dan mati, yang
terkandung di dalam hati kultivator tersebut adalah belas kasih yang kekal
abadi. Berbeda dengan cara kejahatan mengatasi kejahatan di dunia, yang tidak
efektif membasmi kejahatan sampai pada akarnya.
Ketika seseorang bisa mengunakan belas kasihnya untuk mengubah musuhnya,
pada saat itu energi semacam itu akan menjadi senjata yang lebih ampuh bila
dibandingkan dengan pisau dan pedang.
Seorang yang berbelas kasih, akan bermurah hati dan mengalah saat menerima
serangan dari pihak lawan, akan membalas sindiran dan olokan orang dengan
senyuman, akan dengan besar hati memaafkan kesalahan dan kesalah pahaman orang
lain. Ia tidak tergesa-gesa dan tenang-tenang saja, menahan penghinaan tanpa
berargumen, pikirannya penuh keprihatinan dan rasa kasihan atas penderitaan
yang dialami oleh makhluk hidup, bersikap hambar dan tidak gentar, semua itu
adalah sikap hati dari sang sadar yang kekal abadi.
Belas kasih memperlakukan seseorang tidak membutuhkan ucapan kata-kata yang
terlalu banyak, tersenyum simpul saja sudah bisa meneruskan pikiran baik belas
kasih ini kepada orang lain. Belas kasih merupakan suatu energi yang nyata, dia
bisa melumerkan es dan salju yang berada di dalam hati manusia.
Menghadapi konflik antar manusia atau sekat diantara para kultivator, tidak
peduli mereka berusaha dengan cara manusia yang manapun untuk menghilangkan,
tidak akan mendapatkan cara penyelesaian secara tuntas, hal ini disebabkan oleh
karena cara manusia itu kekurangan energi
Tetapi kekuatan dari belas kasih bisa menguraikan segala permusuhan,
sehingga membuat segala perputaran sebab dan akibat yang berada didunia ini mendapatkan
penyelesaian baik. Pancaran sinar belas kasih melebihi beribu-ribu kata, ia
bisa membuat dendam dan sekatan yang berada di antara hati manusia dengan
sekejab hilang tanpa berbekas.
Bila menyayangi seluruh makhluk hidup serta memberikan kebahagiaan kepada
mereka, disebut dengan kasih. Merasakan penderitaan dan prihatin kepada mereka
serta mencabut dan menghilangkan penderitaan mereka dan menyelamatkan roh jiwa
seseorang agar tidak sampai menjadi bejat merupakan belas kasih yang paling
besar bagi makhluk hidup.
Belas kasih merupakan suatu taraf kondisi bila seseorang bisa melepaskan
keakuan sama sekali dan senantiasa berpikir demi orang lain. Hal ini juga
merupakan pikiran baik yang murni dari seorang kultivator yang timbul setelah
dia bisa melepaskan hasrat keinginan dari kasih secara tuntas. Kekuatan
dari pancaran sinar belas kasih itu tiada tara, sinar itu bisa melumerkan
segala materi tidak hanya yang berada di dunia, tetapi juga menerangi segala
sudut penjuru di alam semesta.
Belas kasih bisa menggugah pikiran baik yang tersimpan dalam hati paling
dalam setiap makhluk hidup. Seorang kultivator walaupun jasadnya terjerumus di
dalam kesengsaraan, belas kasih juga bisa dengan sekejab menjadi senjata yang
paling ampuh, menumpas kejahatan, menyelamatkan jiwa yang masih tersisa akar
kebaikannya.
Dengan menaruh hati belas kasih, dengan pikiran dan perilaku lurus, pasti
akan tak terkalahkan. (Guan Ming/The Epoch Times/lin)
Cinta Kasih erotis
Cinta
kasih erotis adalah kehausan akan penyatuan yang sempurna, akan penyatuan
dengan seseorang lainnya. Pada hakekatnya cinta kasih tersebut bersifat
ekslusif, bukan universal, dan juga barangkali merupakan bentuk cinta kasih
yang paling tidak dapat di percaya. Pertama-tama cinta kasih erotis kerap kali
di campurbaurkan dengan pengalaman yang eksplosif berupa jatuh cinta, yaitu
keruntuhan tiba-tiba tembok yang sampai waktu itu terdapat diantara 2orang yang
asing 1sama lain. Tetapi seperti yang telah di katakan terlebih dahulu,
pengalaman intimitas, kemesraan yang tiba-tiba ini pada hakekatnya hanyalah
sementara saja. Dalam cinta kasih erotis terdapat ekskllusivitas yang tidak
terdapat dalam cinta kasih persaudaraan dan cinta kasih keibuan. Ciri-ciri
eksklusif dalam cinta kasih erotis ini perlu di bicarakan lebih lanjut. Kerap
kali eksklusivitas dalam cinta kasih erotis di salah tafsirkan dan di artikan
sebagai suatu ikatan hak milik. Cinta kasih erotis apabila ia benar-benar cinta
kasih, mempunyai 1 pendirian, yaitu bahwa seseorang sungguh-sungguh mencintai
dan mengasihi dengan jiwanya yang sedalam-dalamnya, dan menerima pribadi orang
lain yang sedalam-dalamnya.
Sumber :
5.
Sumber:
http://mengerticinta.blogspot.com/2008/12/arti-cinta-menurut-beberapa-ahli.html